LS:
Singkatan dari longshot.
Dengan lebih mendekatkan objeknya, shot ini tetap masih memberikan
sudut pandang lebar tetapi sudah mulai mengarahkan perhatian pada
objeknya dengan memisahkannya dari latar belakang yang mungkin
mengganggu.
MACRO:
Makro. Pengertiannya
dalam fotografi adalah sarana untuk pemotretan dari jarak dekat.
Fotografi makro akan menghasilkan rekaman (pada film) yang sama besar
dengan benda aslinya (1:1), atau paling kurang separuh dari benda
aslinya (1:2), namun demikian pada lensa-lensa jenis zoom yang mempunyai
fasilitas untuk menghasilkan rekaman seperempat dari benda aslinya
(1:4) juga sudah bisa dikatakan makro.
MACRO LENS:
Lensa makro. Lensa yang
digunakan untuk pemotretan dengan objek yang berukuran atau pemotretan
berjarak dekat (mendekatkan pemotret ke objek), umumnya dipakai untuk
keperluan reproduksi karena dapat memberikan kualitas prima dan distorsi
minimal. Misalnya: untuk memotret bunga, serangga, dll.
MACRO PHOTO:
Dibuat dari jarak dekat,
bisanya tentang benda atau binatang kecil. Perlngkapan kerjanya
biasanya menggunakan lensa makro untuk mendekatkan pemotret ke objek
fotonya.
MAGNETIK:
Berdaya magnet.
MAGNIFICATION:
Pembesaran. Dikukur dari gambar film dibandingkan dengan ukuran aslinya.
MANIPULASI FOTOGRAFI:
Teknik mengubah hasil
cetak yang ditangkap oleh kamera untuk menciptakan suasana tertentu.
Foto-foto realitas dikembangkan sedemikian rupa sehingga menghasilkan
gambar yang tidak biasa lagi.
MANUAL:
Dikerjakan dengan menggunakan tangan dengan mengesampingkan tenaga otomatik.
MEDIUM FILM:
Film dengan kecepatan
sedang (ISO 100, 200). Kelompok film yang paling popular dan banyak
diminati pemotret. Ideal untuk pemotretan dalam cuaca yang terang/cerah.
MEDIUM FORMAT CAMERA:
Kamera format medium.
Adalah jenis kamera SLR yang menggunakan jenis film 120 mm. Dibandingkan
dengan kamera format kecil, kamera ini mempunyai keunggulan dalam hal
pembesaran cetakannya yang optimal sehingga umumnya dipergunakan untuk
memotret objek orang (potret) yang berkarakter, yang menampakkan detail
kuat seperti misalnya kulit keriput orang tua.
MEGALIGHT:
Adalah sebutan untuk sebuah lampu flood yang mempunyai kapasitas atau kemampuan cahaya yang amat besar hingga 7 meteran.
MESNICUS LENS:
Adalah lensa tipis yang berbentuk bulan sabit.
METERING:
Pola pengukuran cahaya yang biasanya terbagi dalam 3 kategori. Centerweight, evaluative/matrix dan spot.
METERING CENTER WEIGHT:
Pola pengukuran cahaya yang menggunakan 60 persen daerah tengah gambar.
METERING MATRIX:
Pola pengukuran pencahayaan berdasarkan segmen-segmen dan prosentase tertentu.
METERING SPOT:
Pola pengukuran cahaya yang menggunakan satu titik tertentu yang terpusat.
MF:
Manual Focus, adalah cara kerja menemukan fokus atau penajaman gambar yang dilakukan dengan menggunakan tangan.
MICRO DIAPRISM:
Kumpulan prisma-prisma kecil yang berfungsi untuk mendapatkan ketajaman gambar melalui pengamat.
MCROPRISM:
Prisma mikro. Sistem
penemu jarak optis yang menggunakan prisma halus atau kumpulan
prisma-prisma kecil yang berfungsi untuk mendapatkan ketajaman gambar
melalui pengamat.
MICROPHOTOGRAPHY:
Fotografi yang menggunakan film berukuran kecil dengan menggunakan bantuan mikroskop.
MULTICOATEDlA FILTER:
Filter anti-flare untuk
mencegah refleksi intern dalam lensa oleh pantulan cahaya. Diciptakan
untuk lensa yang belum multicoated.
MULTI EXPOSURE:
Sering disebut dengan singkatan ME. Memberikan pencahayaan lebih dari satu kali pada satu bingkai film.
MULTIPOINT READING:
Suatu pembacaan atau pengukuran dalam pencahayaan yang dilakukan terhadap berbagai titik objek foto.
MULTIVISION FILTER:
Filter yang digunakan
untuk membuat gambar ganda dalam sekali jepretan. Filter ini dibuat
dengan menggunakan kaca yang sengaja diasah menurut tujuannya -
berkeping prisma 3,5, disusun melingkar, berjajar atau paralel
berulang-ulang.
MULTILAYER COATING:
Penyelaputan berlapis-lapis pada lensa.
MULTIPLE EXPOSURE:
Fasilitas pemotretan berulang pada satu bingkai (frame) yang sama.
MULTIPLE EXPOSURE LEVEL:
Tuas bidikan ganda.
Adalah tombol untuk menyiapkan kamera pada posisi siap bidik tanpa
memajukan film ke bingkai berikutnya. Digunakan untuk melakukan lebih
dari satu kali pencahayaan (exposure) pada bingkai yang sama dalam
pemotretan. Alat ini dipakainya bersamaan dengan pengokangan film.
NANOMETER:
Satuan pengukur panjang gelombang. 1 Nanometer = 1nm adalah sepermiliarmeter.
NATURAL AND ENVIRONMENT (NE/NES):
Salah satu kategori yang
dilombakan dalam World Press Photo. Foto-foto atau sekumpulan foto
bercerita dari subjek berupa lingkungan dan alam:flora, fauna, lanskap,
ekologi, dsb.
NATURE PHOTOGRAPHY:
Fotografi alam yang berkaitan dengan alam semesta, misalnya darat, laut, sungai, dll.
ND FILTER:
Filter ND. Filter ini
berfungsi untuk menurunkan kekuatan sinar 2 kali sampai 8 kali. Filter
ini bernada abu-abu muda atau sedang dan tidak mengubah warna gambar.
NEBULA FILTER:
Filter yang menghasilkan gambar dengan efek pancaran sinar radial yang berpelangi.
NEGATIF:
Kebalikan dari aslinya. Yang menghasilkan gambar negatif.
NEGATIF FILM:
Film negatif atau klise,
adalah sebutan untuk citra yang terbentuk pada film sesudah dipotretkan
dan sesudah dikembangkan, di mana bagian yang terlihat gelap pada
gambar, pada objek terlihat terang. Warna yang timbul berlawanan karena
bagian terang dari objek memantulkan banyak cahaya ke film dan
menghasilkan area gelap.
NEUTRAL DENSITY:
Kepadatan netral yang
tidak mengandung warna. Sebutan ini biasanya dipakai untuk lensa
penyaring yang berfungsi untuk mengurangi kecerahan sinar.
NEWS FEATURE:
Sering disebut dengan
cerita di balik berita, yaitu suatu foto yang menyajikan sisi lain dari
suatu situasi atau aneka peristiwa yang hangat.
NIKON:
Salah satu merek peralatan kamera buatan Jepang.
NIRMANA:
Adalah susunan gambar
dalam bingkai, jalannya garis-garis yang dominan membentuk bidang-bidang
utama yang dibatasi oleh suatu format.
NONREFLEX CAMERA:
Kamera nonrefleks yang tidak menggunakan cermin putar. Contohnya seperti kamera kompak atau kamera langsung jadi Polaroid.
NORMAL CONTRAS:
Kontras yang wajar. Tidak berlebihan dan tidak kurang sebagai hasil pengembangan film atau hasil sebuah cetakan.
NORMAL LENS:
Lensa normal, berukuran
fokus sepanjang 50 mm atau 55 mm untuk film berukuran 35 mm. Sudut
pandang lensa ini hampir sama dengan sudut pandang mata manusia.
OBSCURA:
Cikal bakal kamera yang
digunakan saat ini. Prinsipnya adalah sebuah kamar gelap yang tertutup
dengan lubang kecil di depannya. Jika kamera obscura ditempatkan
menghadap benda yang diterangi cahaya maka akan terlihat sebuah gambar
proyeksi terbalik dari benda tersebut pada dinding yang berhadapan
dengan lubang.
CAMERA OBSCURA:
Kamera pertama dalam dunia fotografi, di mana bentuknya merupakan sebuah kamar gelap yang hanya memiliki lubang kecil (pinhole).
OBSERVASI:
Dalam bidang potret
memotret adalah pengamatan yang dilakukan untuk mencari tahu tentang
subjek foto terutama mengenai gerak-gerik, suasana hati maupun ekspresi.
OPAQUE:
Opak, ialah sifat padat
atau kedap sinar. Baik pandangan maupun sinar tak dapat menembusnya.
Misalnya lempengan besi, kayu, karton, dll.
OPTIK:
Berkenaan dengan penglihatan (cahaya, lensa, dsb).
ORTHOCHROMATIC FILM:
Film yang sensitif terhadap warna biru dan hijau tapi tidak pada merah.
OVER EXPOSURE:
Pencahayaan lebih. Suatu
nilai pencahayaan yang terdapat paa film maupun foto, di mana gambar
yang ada tampak terang atau gelap pada film negatif karena pencahayaan
yang berlebihan.
OVERHEAD LIGHTING:
Sinar dari atas. Lampu atau penyinaran yang dibuat untuk menyinari objek dari atas.
OVERRIDE:
Penyimpangan dari pengatur otomatis supaya dapat diatur dengan menggunakan tangan atau secara manual.
P HI:
Adalah fasilitas pencahayaan terprogram bagi pemotretan dengan sasaran yang bergerak cepat, balapan motor, mobil, dll.
PANCHROMATIC:
Film hitam-putih, artinya emulsi film tersebut sensitif terhadap macam-macam warna.
PARALLAX:
Paralaks, yaitu suatu
kesalahan atau perbedaan pandangan yang terjadi karena yang dilihat dan
yang terekam dalam film tidak sama. Umum terjadi saat menggunakan kamera
refleks lensa kembar atau kamera kompak.
PASSED:
Berarti telah diteliti oleh pabrik pembuat. Tanda ini biasanya melekat pada lensa atau kamera yang baru.
PENTAX:
Salah satu merek kamera (Asahi Pentax) dan peralatannya buatan Jepang.
PEOPLE ON THE NEWS:
Salah satu kategori yang
dilombakan dalam World Press Photo. Foto-foto atau sekumpulan foto
bercerita/portfolio dari orang atau sekelompok orang yang ikut terlibat
dalam sebuah peristiwa atau kejadian.
PERMAFILM:
Adalah bahan pengawet
dan anti static. Bila permafilm digunakan pada emulsi film, maka akan
terjadi ikatan fisik dengan gelatin dan emulsi film.
PERSPECTIVE:
Perspektif, pandangan
ruang, suatu pandangan gambar yang tampil dalam bentuk dimensi atau
ruang tertentu. Dimensi dan perspektif merupakan kesatuan.
PERSPECTIVE CORRECTION:
Gunanya untuk memperbaiki penyimpangan bentuk.
PHOTO JOURNALISM:
Foto jurnalistik,
fotografi dengan spesialisasi khusus untuk menampilkan foto-foto yang
mempunyai nilai berita, baik benda, bahan, situasi kehidupan manusia
yang menarik perhatian umum karena aktualitasnya (news) sebagai berita
yang mampu mengungkap kejadian, menjelaskan dan menimbulkan rasa ingin
tahu.
PHOTOGRAPHY:
Fotografi, teknik dan
pengetahuan tentang foto. Atau, proses dan seni pembuatan gambar
(melukis dengan sinar/cahaya) pada film atau permukaan yang dipekakan.
Gambar yang dihasilkan diharapkan sama persis dengan aslinya, hanya
dalam ukuran yang jauh lebih kecil.
PHOTOGRAPHIC SPECTRUM:
Bagian kecil dari energi dalam elektromagnetik spektrum yang dapat mencahayai film.
PHOTOGRAM:
Fotogram. Foto yang
dibuat tanpa menggunakan kamera dan film, dengan meletakkan benda-benda
di atas kertas (cetak) foto kemudian disinari.
PHOTOGRAPH:
Foto yang dibuat dengan menggunakan kamera dan film.
PHOTOKINA:
Nama pameran atau suatu wadah informasi terbesar dan terlengkap serta yang paling kompleks dalam bidang fotografi.
PINCHUSION EFFECT:
Penyimpangan bentuk kotak menjadi bentuk seperti bantalan penyimpan jarum.
PINHOLE:
Lubang kecil pada alat
kedap cahaya yang dipasang bersama lensa, menyambung lubang lensa tempat
gambar objek direkam dalam lembaran yang peka cahaya.
PIN-UP PHOTO:
Foto yang bersifat hiburan/menghibur. Disebut gambar pin-up karena sering ditempelkan di dinding dengan pins atau paku kecil.
PISTOL GRIP:
Gagang pegangan kamera yang bentuknya mirip gagang pistol.
POL COLOR FILTER:
Filter yang terdiri dari
selembar polarisator kelabu dan polarisator warna, terdapat berbagai
kombinasi warna sehingga dapat digunakan untuk efek-efek tertentu.
POL COLOR FILTER:
Filter yang terdiri dari
selembar polarisator kelabu dan polarisator warna, terdapat berbagai
kombinasi warna sehingga dapat digunakan untuk efek-efek tertentu.
POL CONVERSION FILTER:
Filter terdiri dari
selembar polarisator dengan filter konversi warna (85B). Biasanya juga
digunakan untuk jenis kamera kine, sehingga memungkinkan film tungsten
digunakan untuk cerah hari dan mempunyai efek seperti filter polarisasi.
POL FIDER FILTER:
Filter yang terdiri dari
dua filter PL linier yang digabung menjadi satu. Jumlah filter yang
masuk dapat diatur dengan memutar gelang filter.
POLARIZING CIRCULAR FILTER:
Filter yang dibuat dari
lembaran polarisator linier dan keeping quarter wave retardation, dilapi
di antara dua gelang filter. Efeknya sama dengan filter polarisasi,
biasanya digunakan untuk kamera kine.
POLARIZING FILTER:
Filter polarisasi,
dipakai untuk menghilangkan refleksi dari segala permukaan yang
mengkilap. Filter ini terdiri dari dua bagian, bagian yang satu dengan
lain dapat diputar-putar untukmendapatkan sudut paling ideal
menghilangkan refleksi, menambah saturasi warna dan menembus kabut
atmosfer. Juga berguna untuk membirukan langit.
POLAROID:
Langsung jadi. Menghasilkan gambar cetak dalam waktu yang singkat, tetapi tidak menghasilkan film negatif.
POLAROID CAMERA:
Kamera Polaroid. Kamera
foto langsung jadi, menghasilkan gambar cetak dalam waktu yang singkat
(beberapa menit) tapi tidak menghasilkan klise atau negatif. Akibatnya
tidak bias dilakukan pembesaran gambar atau pencetakan ulang.
POLAROID FILM:
Film yang ditemukan oleh dr. Land. Menghasilkan foto dalam waktu singkat tetapi tidak mempunyai negatif.
POLAVISION:
Sistem kinematografi
langsung jadi. Kameranya dinamakan Polavision, filmnya dinamakan
Phototape cassette, proyektornya Polavison player.
POPUP FLASH:
Lampu kilat kecil terbuat atau menyatu dengan kamera.
PROYEKTOR:
Alat yang digunakan untuk memproyeksikan gambar atau film positif, atau gambar bergerak.
PULL:
Kebalikan dari proses
push, yaitu mengurangi proses pengembangan film yang mengalami over
exposure atau kelebihan sinar sehingga menghasilkan detail yang baik
pada area yang gelap (normal), dilakukan proses pengembangan disertai
dengan pengurangan waktu pengembangan film.
PULSATOR FILTER:
Filter dengan inti
bulatan normal dan bagian sisanya berisi prisma. Tiap-tiap titik sinar
akan membentuk bintang berekor delapan dan berisi prlangi.
PUSH:
Pengemabngan berlebih.
Suatu proses yang intens membuat under exposure sebuah film dan
mengompensasikan film itu agar menjadi normal dengan menambah waktu
pengembangannya.
QL:
Singkatan dari quick loading, yaitu suatu sistem pemasangan film yang cepat.
RAINBOW FANTASI FILTER:
Filter dengan inti bulatan normal dan sisanya berisi prisma. Tiap-tiap berkas sinar akan bertepi pelangi.
RANA:
Adalah tirai yang menggantikan fungsi penutup manual di bagian depan lensa, besar kecilnya dapat diatur sesuai kebutuhan.
RANA CELAH:
Rana celah vertical dan
horizontal dan terletak pada kamera. Yang vertial menutup secara
vertikal dan yang horizontal menutup secara horizontal.
RANA PUSAT:
Rana yang terletak pada lensa, berdampingan dengan diafragma. Menutupnya dengan cara memusat.
RELEASE CABLE:
Kabel penghubung dengan shutter sehingga memungkin pemotret menekan shutter dari jarak beberapa meter dari kamera.
RELOADABLE TO LAST FRAMER:
Fasilitas untuk mengembalikan film yang telah digulung di tengah posisi terakhir yang terpakai.
REMBRANDT LIGHTING:
Cahaya yang berasal dari
jendela atau sering juga disebut window lighting. Cahaya yang datang
dari sudut 45 derajat. Pencahayaan tersebut berasal dari nama pelukis
Belanda Rembrandt.
REMOTE:
Alat yang memungkinkan fotografer melakukan penekanan shutter dari jarak jauh dengan penghubung arus tanpa kabel.
RESOLUTION:
Daya pisah. Suatu sifat
lensa yang berdaya urai dengan kemampuan menyajikan detail kehalusan
gambar sesudah film dikembangkan (diproses).
RETINA:
Selaput peka sinar dari mata atau salah satu merek kamera keluaran kamera.
RETOUCH:
Mengubah, sifatnya
memperbaiki atau menambah warna dengan menggunakan tangan atau kuas,
atau juga pada masa ini dengan komputer seperti melukis sehingga
menghasilkan gambar yang baik dan tanpa cacat seperti sebelumnya.
REVERSAL DEVELOPING:
Pengembangan membalik atau terbalik menjadi positif.
REVERSAL FILM:
Berarti kebalikan. Hasil pemotretan menggunakan film jenis ini menghasilkan gambar positif (slide).
REVERSE ADAPTER:
Suatu alat penyambung
yang digunakan untuk memotret saat menggunakan lensa kamera yang dibalik
sehingga elemen belakang lensa menghadap ke objek. Dengan alat ini
menjadikan kita dapat menggunakan lensa biasa untuk membuat pemotretan
makro dengan hasil yang cukup baik.
SECOND CURTAIN SYNC:
Fasilitas untuk menyalakan lampu-kilat sesaat sebelum rana menutup.
SELF ADJUSTING:
Penyesuaian (diri).
SELF TIMER:
Penangguh waktu. Sebuah
tuas yang digunakan untuk keperluan memperlambat membukanya rana kamera
sekalipun tombol pelepas kamera telah ditekan. Biasanya digunakan untuk
memotret diri sendiri. Penangguhan waktunya umumnya berkisar 10 detik.
SENSE OF DESIGN:
Perasaan atas komposisi. Estetika dalam nirmana datar warna.
SEPIA TONER:
Pewarna coklat/sawo.
SEQUENCE:
Sekuen. Satu seri dari
beberapa jepretan (shot) yang meliputi suatu kejadian yang sama. Setiap
jepretan hanya berbeda dalam hitungan detik.
SHADE:
Teduh, bayangan yang tak berbentuk.
SHADOW:
Bidang gelap/hitam atau bayangan pada sebuah foto yang berbentuk objek yang membayang.
SHAPE:
Bidang, suatu bentuk
dalam aspek dua dimensi yang terjadi tidak hanya oleh karena adanya
kesan garis, baik berupa segi tiga, lingkaran, elips, dll. Namun selain
itu bisa juga dibentuk oleh suatu bidang warna karena adanya suatu kesan
bentuk tiga dimensi yang mempunyai volume.
SHARPNESS:
Ketajaman film, yaitu
suatu kemampuan film untuk merekam setiap garis dari pandangan yang
dipotret dengan ketajaman yang baik. Ketajaman ini ditentukan dengan
jumlah garis per milimeter.
SIDE LIGHT:
Cahaya dari samping,
yaitu cahaya yang berasal dari arah samping objek, baik kiri atau kanan
dan dapat ditempatkan pada sudut 45 atau 90 derajat. Pencahayaan seperti
ini menghasilkan foto dengan efek yang menonjol permukaan atau objek
fotonya serta terciptanya kesan tiga dimensional. Umumnya digunakan
untuk menampilkan foto-foto yang berkarakter, misalnya foto potret
(portrait).
SIDE LIGHTING:
Sinar dalam pemotretan
yang datangnya dari arah samping kanan atau kiri - 90 derajat dihitung
dari sudut pandang kamera. Arah datangnya sinar seperti ini akan
menghasilkan foto dengan detail dan tekstur dari benda dengan baik.
Bayangan yang dihasilkan akan menampakkan bentuk benda dengan lebih
menarik dengan separo dari muka terang dan separo lagi gelap.
SINGLE LENS REFLECT:
Refleks lensa tunggal
(RLT), adalah kamera yang memiliki satu lensa untuk membidik yang
menggunakan cermin dan prisma. Lensanya berfungsi untuk meneruskan
bayangan objek ke pembidik dan meneruskannya ke film. Apa yang terlihat
pada jendela pengamat sama seperti apa yang terjadi pada film atau
fotonya.
SINGLE POINT READING:
Suatu pembacaan
pengukuran dalam pencahayaan yang dilakukan hanya pada satu titik atau
bagian tertentu yang terpenting dari sebuah objek foto.
SINGLE SERVO AUTOFOCUS (S):
Sandi saat Anda
membidikkan suatu objek dan tombol rana telah tertekan separo, maka
jarak antara kamera dengan objek terkunci hingga tombol dilanjutkan
ditekan hingga terekam satu bidikan.
SKALA:
Perbandingan objek utama dengan objek-objek lain dalam gambar.
SLAVE UNIT:
Mata listrik yang menyalakan lampu-kilat karena pulsa yang dihasilkan oleh menyalanya lampu-kilat lain.
SLOW FILM:
Film lambat yaitu
kepekaan film yang rendah sehingga memberikan detail gambar yang tajam
dengan butiran yang halus, kontras rendah sekalipun dicetak besar.
Misalnya film dengan ISO 25, 64, 100. Film seperti ini baik untuk
pemotretan arsitektur atau still life.
SMALL FORMAT CAMERA:
Kamera format kecil
yaitu kamera jenis SLR (Single Lens Reflect) yang menggunakan film
berukuran 35 mm namun fleksibel dan enak dipegang serta ringan. Karena
itu kamera seperti ini yang paling banyak digunakan oleh para
fotografer. Jenis maupun ukuran filmnya sangat mudah didapat juga proses
filmnya terutama bagi yang menggunakan film jenis negatif. Namun
kekurangannya, untuk hasil pencetakan besar, maksimal hanya seukuran
majalah.
SNAPSHOT:
Bidikan spontan, tanpa
modelnya diatur terlebih dahulu. Cara ini umumnya digunakan untuk
membuat foto human interest, sehingga menghasilkan foto yang apa adanya
dan tampak alami tak terkesan dibuat-buat.
SNOOT:
Suatu alat berbentuk
kerucut yang berlubang pada ujungnya dan digunakan untuk memperkecil
penyebaran cahaya dari lampu kilat studio. Umumnya menghasilkan cahaya
yang tampak membulat bila diproyeksikan pada bidang datar.
SNOW CROSS, STAR SIX FILTER:
Sebuah kaca bening
dengan goresan-goresan yang saling bersilangan yang membentuk
bintang-bintang berekor enam dari tiap-tiap titik sinar.
SOCKET:
Lubang tempat memasukkan kabel sinkron yang menghubungkan lampu kilat dengan penutup.
SOFT SCREEN (LENS):
Lensa yang berguna untuk
menghindari kontras sehingga hasil gambar terkesan seolah-olah agak
kabur dengan sisi-sisi yang tak tampak ketegasan batasnya.
SOFT FOCUS LENS:
Lensa yang berdaya lukis lembut.
SOFT PAPER:
Kertas bergradasi lunak atau lembut.
SOFT SPOT FILTER:
Filter berciri seperti soft screen namun menghasilkan gambar yang berbeda.
SOFT TONE FILTER:
Filter yang bertujuan
untuk membuat gambar pemandangan lunak tanpa menurunkan ketajaman dan
mengubah warna, juga tidak mengubah bentuk. Kontras pun menjadi lembut
tanpa mengaburkan pandangan.
SOLARISASI:
Proses pembuatan foto
dengan cara memberi penyinaran dua kali pada kertas foto atau film dan
memasukkannya ke dalam larutan pengembang. Di tengah-tengah gambar
terbentuk dilakukan penyinaran dengan cahaya putih sekali lagi dan
meneruskan pengembangannya.
SONAR AUTOFOCUS:
Sistem otofokus yang bekerja berdasarkan perjalanan bolak-balik suara sonar - dari kamera ke objek kembali ke kamera.
SPECIAL EFFECT:
Efek khusus dengan menggunakan teknik tertentu.
SPECIAL EFFECT FILTER:
Filter (penyaring)
spesial efek yang pada dasarnya bukan filter karena fungsinya tidak
menyaring sesuatu melainkan mengubah pandangan guna mencapai hasil yang
menyimpang dari pemotretan biasa.
SPECIAL LENS:
Lensa spesial yang
digunakan secara khusus untuk keperluan khusus. Misalnya fish eye lens
(lensa mata ikan - 180 derajat). yang pada dasarnya bukan filter karena
fungsinya tidak menyaring sesuatu melainkan mengubah pandangan guna
mencapai hasil yang menyimpang dari pemotretan biasa.
SPECIAL PURPOSE LENS:
Lensa tujuan khusus yang
didesain dan diciptakan untuk tujuan penghasilan gambar khusus yang
biasanya susah dilakukan dengan lensa biasa.
SPECIAL FILTER:
Sekeping plastik terang
berisi ribuan prisma lembut yang mengubah tiap-tiap titik sinar menjadi
bintang pelangi dan berkas sinar bertepi pelangi. Sinar yang kuat
membentuk bintang dengan berkas-berkas pelangi tebal.
SPECTRUM:
Berkas sinar yang terlihat oelh mata, terpecahkan oleh pembiasan prisma dalam warna-warni.
SPEEDLIGHT:
Lampu-kilat yang mempunyai kecepatan menyala tinggi atau cepat.
SPEEDO SOLARISASI:
Suatu teknik kamar gelap
versi lain dari tehnik solarisasi (efek sabattier) pada film ortholith
yang akan memberikan suatu efek gerakan yang cepat (speedo).
SPLICER:
Alat pemotong film.
STEREO CAMERA:
Kamera berlensa dua yang
menghasilkan dua foto sekaligus. Dua foto itu harus diamati dengan alat
bantu atau stereo-viewer untuk mendapatkan efek kedalaman seperti saat
difoto.
STILL LIFE:
Berarti lukisan atau pemotretan benda mati. Fotografi yang khusus menempatkan benda-benda kecil buatan manusia sebagai objeknya.
STOP:
Satuan yang menunjukkan
pergeseran nilai bukaan diafragma atau kecepatan rana dari suatu nilai
ke nilai yang lain, naik atau turun. Misalnya dari diafragma f:16 ke
f:22 atau dari kecepatan 1/125 detik ke 1/250 detik.
STOP BATH:
Cairan penyetop. Larutan
penyetop untuk menghentikan atau menahan seketika pengembang
(developer) pada film atau kertas foto. Selain berguna untuk
menghentikan proses yang terjadi, stop bath juga berfungsi sebagai
larutan fixer yang membuat film dan cetakan foto lebih tahan lama.
STRIPPING FILM:
Film yang dapat dipisahkan dari dasar seluloidnya.
STROBO:
Lampu dengan kemampuan menyorot bertubi-tubi dengan selang waktu singkat.
SUBTRACTIVE:
Sistem penyusunan balans warna dengan mengurangi unsure warna, suatu kebalikan dari additive atau menambahkan.
SUPER WIDE LENS:
Lensa bersudut super
lebar yang biasa digunakan untuk pemotretan arsitektur, interior,
eksterior, pemandangan, dll. Misalnya lensa 15 mm, 17 mm.
SYNC CORD TERMINAL:
Terminal sinkronisasi lampu-kilat; soket untuk memasang kabel tambahan yang dihubungkan dengan lampu-kilat.
SYNC SHUTTER SPEED:
Kecepatan rana yang sinkron dengan lampu kilat.
SYNCRO:
Saklar otomatis. Dengan
menggunakan saklar ini pada lampu kilat maka bila ada kilatan cahaya
lampu kilat lain akan mengakibatkan menyalanya lampu kilat yang
terpasang syncro.
TABLE-STAND:
Kaki tiga (tripod) kecil. Sandaran kamera yang membantu menahan goyang yang dipakai di atas meja.
TEXTURE:
Tekstur, sifat permukaan
atau sifat bahan., merupakan elemen seni visual yang sangat penting
karena mampu memberi kesan "rasa" seperti halus, kasar, mengkilat, dll.
TELE CONVERTER:
Lensa tambahan yang
dipasang di antara lensa asli dan tubuh kamera, yang dapat mengubah
lensa normal menjadi tele dan lensa tele menjadi tele panjang. Umumnya
kelipatannya dua atau tiga kali jarak fokus lensa asal.
TELE LENS:
Lensa tele yang
digunakan untuk memperbesar objek yang akan difoto. Lensa ini dapat
digunakan untuk memperoleh ruang tajam yang pendek. Khusus untuk
pemotretan potret (portrait) penggunaan lensa seperti ini akan
menghasilkan perspektif wajah yang mendekati aslinya. Misalnya: lensa 85
mm, lensa 135 mm, lensa 200 mm, dll.
TELEPHOTO LENS:
Lensa telefoto, lensa
yang mempunyai fokus panjang. Pembuatan bayangan (image) pada lensa
telefoto lebih pendek bila dibandingkan dengan lensa lain.
TELEPHOTO MEDIUM:
Telefoto menengah, jenis lensa telefoto yang mempunyai panjang antara 75 - 135 mm.
TEST STRIP:
Suatu cara untuk
mendapatkan hasil cetakan yang baik (normal) yang dilakukan dengan cara
membuat pencahayaan bertingkat pada saat mencetak sebelum mencetak
sesungguhnya.
TILT HEAD:
Kemampuan kepala
lampu-kilat untuk dapat diputar. Fungsinya untuk mendapatkan efek
pencahayaan yang lembut dengan cara memantulkan terlebih dahulu cahaya
yang keluar dari lampu-kilat. Kuatnya cahaya yang jatuh ke objek sangat
bergantung pada permukaan pemantul, warna dan jaraknya.
TIMER SWITCH:
Pengukur waktu yang akan memutuskan aliran listrik pada akhir hitungan yang telah ditentukan.
Top Light:
Cahaya (dari) atas.
Cahaya yang berasal dari atas objek. Biasanya digunakan untuk menerangi
bagian atas kepala model yang akan difoto. Arah cahaya juga dapat
menampilkan detail benda.
Transparan:
Tembus pandang ialah
permukaan suatu benda yang tidak menghambat pandangan untuk melihat
benda di belakangnya. Kaca dan plastik misalnya bersifat tembus pandang.
Translusen:
Tembus sinar. Namun kita
tidak biasa melihat benda yang berada di belakang benda yang translusen
tersebut. Misalnya kaca es, kaca buram, kaca susu, plastik suram, dsb.
Transparancy:
Transparan, gambar tembus, slide atau film positif.
Tripod:
Kaki-tiga. Suatu alat
yang digunakan untuk menyangga kamera yang berbentuk kaki-tiga, yang
dapat dipanjangkan dan dipendekkan sesuai keinginan (terbatas). Biasa
digunakan untuk membantu mengatasi goyang saat melakukan pemotretan yang
menggunakan lensa telefoto, atau yang menggunakan kecepatan rendah
sehingga kedudukan kameranya tetap stabil dan pemotretan terhindar dari
goyang.
Tripod Socket:
Tempat (ulir) untuk
tripod. Suatu bagian di kamera, biasanya berlubang dengan ulir di
dalamnya, yang berguna untuk tempat memasang tripod atau kaki-tiga
kamera.
TTL:
Singkatan dari Through
the Lens Metering. Sistem pengukuran cahaya melalui lensa. Biasa juga
disebut OTF (Off the Film Metering). Kamera harus terisi film untuk
mendapatkan pengukuran yang akurat. Atau dengan cara lain yaitu
menggantikannya dengan kertas buram yang diletakkan pada jendela lintas
film yang harus menutupi seluruh jendela tersebut. Jika tidak maka akan
mendapatkan kalkulasi pengukuran yang salah karena sensor di dalam
kamera akan membaca pelat hitam penekan film.
Tungsten Film:
Film yang khusus
diperuntukkan bagi pemotretan yang dilakukan dengan cahaya buatan dengan
lampu biasa atau photo-flood, namun juga tetap dapat dipakai untuk
pemotretan di bawah cahaya alami.
Twin Lens Reflex:
Refleks Lensa Kembar.
Kamera yang mempunyai dua lensa. Satu lensa berfungsi untuk menangkap
objek yang dipantulkan oleh cermin melalui jendela pembidik, satu lensa
berfungsi untuk menangkap objek untuk diteruskan ke film. Menggunakan
jenis kamera seperti ini harus ekstra hati-hati karena sering terjadi
kesalahan yang disebut paralaks pada pemotretan jarak dekat.
Iltra Fast Film:
Film dengan kecepatan
sangat tinggi (ISO 800, 1600, 3200, dst) Dirancang untuk pemotretan
dengan cahaya rendah seadanya. Foto yang dihasilkan berbutir kasar namun
jadi satu pilihan kreatif bagi pemotret yang menyukainya.
ULTRA FINE GRAIN:
Butiran sangat halus. Salah satu sifat film atau obat pengembang.
ULTRAVIOLET:
Gelombang sinar dari sisi ungu yang tampak oleh mata. Yang biasanya terdapat di dataran tinggi dan pada waktu cuaca mendung.
ULTRAVIOLET FILTER:
Filter (penyaring) dalam
pemotretan yang berguna untuk menetralisasi radiasi sinar ultraviolet
di daerah yang berketinggian lebih dari 1000 meter atau sekitar 100
meter dari permukaan air laut.
ULTRAVIOLET LENS:
Lensa ultraviolet. Jenis
lensa khusus yang digunakan untuk merekam sinar ultraviolet. Biasanya
digunakan dalam bidang ilmu pengetahuan.
UNEXPOSED:
Tidak/belum tercahayai.
VARIOCROSS FILTER:
Filter yang terdiri dari
dua keping kaca bening, masing-masing dengan goresan miring yang
sejajar. Goresan dari satu keeping bersilangan dengan goresan dari
keping yang lainnya bila kedudukannya diubah. Efek bintang dan
perpotongan sinar dapat disesuaikan menurut selera hanya dengan
memutar-mutar filter.
UNITY:
Kesatuan. Merupakan
criteria kesenirupaan yang terkemuka, sebuah karya seni dianggap
berhasil bila unsure-unsurnya tidak terlepas sendiri-sendiri.
UNDER EXPOSURE:
Pencahayaan kurang.
Suatu nilai pencahayaan yang terdapat pada film atau foto di mana gambar
yang ada tampak agak gelap atau tampak tipis (pada film negatif) karena
pencahayaannya yang ada saat pemotretan kurang.
VARIO FOCAL LENS:
Lensa zoom. Lensa yang
mempunyai panjang focus yang dapat diubah-ubah atau dapat bergeser.
Misalnya: lensa 20-35 mm, lensa 35-70 mm, lensa 80-200 mm, dsb.
VARIO LENS:
Lensa vario atau sering
disebut sebagai lensa zoom. Yaitu sebuah lensa yang memiliki jangkauan
panjang focus yang bervariasi atau dapat diubah-ubah. Dengan demikian
memudahkan pemotret memilih berbagai ruang pandang hanya dengan
menarik-ulur lensa atau memutarnya.
VERTICAL GRIP:
Alat pelepas rana untuk pengambilan gambar secara vertikal tanpa harus memutar tangan.
VIEW CAMERA:
Kamera yang menggunakan
film format besar dan digunakan untuk keperluan pemotretan yang
memerlukan detail tajam pada pencetakan hasil foto yang besar-besar
umumnya digunakan di dalam studio untuk pemotretan still life karena
dapat menyempurnakan perspektif serta menambah ruang tajam. Detail
gambar dapat ditampilkan secara sempurna.
VIEW FINDER:
Jendela bidik. Bagian dari kamera yang berfungsi sebagai tempat mata melihat bayangan benda yang akan diabadikan.
WAIST LEVEL FINDER:
Pembidik sebatas pinggang.
WETTING AGENT:
Obat pelarut tetes air yang mengendap pada film. Photo flo adalah larutan seperti itu.
WARM TONE:
Bernada warna hangat.
Suatu warna yang terasakan tidak terlampau menyilaukan mata, atau
berwarna ke arah cokelat gelap ke arah hitam pekat.
WATT/SECOND (W/S):
Satuan daya pada lampu
kilat studio yang dibedakan dengan lampu kilat portable yang menggunakan
GN. Tidak ada rumusan relevansi antara W/S dan GN, tapi 100 W/S hampir
sebanding dengan GN = 30.
WEDDING PHOTOGRAPHY:
Fotografi pernikahan.
Fotografi yang mengkhususkan diri pada pengabadian momen-momen atau
peristiwa pernikahan. Untuk menekuninya diperlukan pemahaman tehnik
fotografi, pencahayaan (lighting) serta adat dan tata-cara pernikahan.
WIDE ANGLE LENS:
Lensa sudut lebar,
misalnya lensa 20 mm atau 24 mm. Jenis lensa dengan tubuh pendek yang
biasa digunakan untuk memotret sebuah panorama luas atau untuk
pemotretan sejumlah besar orang. Lensa ini menampakkan gambar yang lebih
kecil.
WIDE SHOT:
Pemotretan dengan sudut
pandang lebar. Biasanya merupakan satu jepretan panjang diawal suatu
sekuen. Tujuannya untuk mengarahkan penonton pada adegan berikutnya pada
gambar hidup (movie).
WIRELESS TTL:
Sistem pengukuran lewat lensa tanpa melalui kabel.
WORLD PRESS PHOTO (WPP):
Suatu kegiatan lomba
foto jurnalistik internasional yang diadakan rutin setiap tahun.
Pesertanya adalah pemotret dari seluruh dunia yang tergabung dalam
sebuah media.
WORM EYE:
Pandangan cacing.
Berarti memotret dari sudut pandang permukaan tanah. Hasilnya adalah
rekaman foto dengan kesan tinggi yang ekstrim, hasil gambarnya pun unik
karena sudut pandang seperti itu.
X-RAY FILM:
Film sinar-x. Film ini
dibuat kontras dan dibungkus dengan kertas timah. Karena sinar x dapat
menembus benda-benda padat seprti kulit, tekstil, dan lain-lain, maka
dalam pemotretan akan tampak bayangan-bayangan yang mengganggu. Film ini
biasa digunakan dalam bidang kedokteran dan pengobatan.
ZONE SYSTE<:
Suatu cara untuk menghasilkan foto dengan tingkat kontras yang dimulai dari nada hitam pekat hingga nada warna putih sekali.
ZOOM LENS:
Lensa zoom. Jenis lensa
yang memiliki elemen yang mampu bergerak hingga membuat panjang fokal
bervariasi. Panjang focus dapat diganti-ganti dengan memendekkan atau
mengulur tabung lensa.
ZOOM-BLUR:
Kekaburan gambar yang disebabkan oleh gerakan zoom pada waktu melepas rana kamera.
ZOOMING RING:
Gelang batas rentang vario pada lensa zoom.